Di kesempatan kali ini, saya berbincang lebih dekat dengan seorang ibu anak dua yang aktif mengenalkan anak usia dini pada alam bersama Turatea Nature Study Club. Dari beliau, saya semakin paham bahwa mengajarkan hidup berkelanjutan untuk anak itu sangat memungkinkan loh. Pendidikan anak usia dini berbasis alam sangat bisa dikemas secara menyenangkan dengan tangan dinginnya. Seperti foto di bawah ini :
Siapakah dia dan bagaimana sepak terjangnya. Simak obrolan di bawah ini sampai selesai ya Hijau Holic.
Kecintaannya pada dunia pendidikan , tidak berakhir begitu saja. Saat harus membersamai suami bertugas ke Jeneponto, kabupaten yang terletak di paling selatan dari pulau Sulawesi. Wanita berhijab ini, terus berusaha produktif melalui mix and match passionnya di bidang pendidikan dengan hobinya jalan-jalan, mengekplore alam, hiking dan meramban. Hingga akhirnya terlahir Turatea Nature Study Club.
Wow, betapa menyenangkan kegiatan mengenalkan alam pada anak itu. Inner childku terpanggil dan ingin terbang ke taman Turatea ikut bermain dan belajar dengan mereka. Perlu Hjau Holic ketahui, kegiatan di TNS bersifat gratis, peserta tidak dipungut biaya sepeserpun. Semua kehiatan tentunya dilakikan di alam terbuka,seperti taman kota, lapangan dan tempat lainnya.
Saya yang melihat dari foto saja, merasa terbawa suasana keseruannya apalagi anak-anak yang sedang aktif dan suka mengekplore seusia mereka. Kegiatan lainnya bisa diintip di sini lho instagram Nature Study Club
Saya pun menanyakan, bagaimana respon anak-anak dengan permainan di TNS. “Respon anak sangat senang dengan pemilihan materi permainan yang selama ini kami pilih. Ada quotes dari Ibu DK Wardhani tentang bermain di alam. Quotes ini yang saya pegang untuk menarik perhatian peserta” tutur Puput.
Puput berharap bisa membentuk tim solid yang bisa diajak bertumbuh dan mengembangkan TNS bersama-sama agar semakin variatif kegiatannya. “Sejujurnya saya masih mencari-cari rekan atau parents yang mau ikut serta menjadi fasilitator. Sesimpel mau read aloud di depan anak-anak. Namun sosok itu masih belum ditemukan hehe” curhatnya semalam di akhir obrolan kita.
Founder Turatea Nature Study Club
Putri Sarihati, namanya. Akrab dipanggil dengan nama Puput. Seorang ibu dari dua orang anak yang dahulu pernah mengenyam pendidikan profesi guru Geografi hingga meraih gelar magister Pengelolaan Pesisir dan Daerah Aliran Sungai Fakultas Geografi UGM di tahun 2017.Kecintaannya pada dunia pendidikan , tidak berakhir begitu saja. Saat harus membersamai suami bertugas ke Jeneponto, kabupaten yang terletak di paling selatan dari pulau Sulawesi. Wanita berhijab ini, terus berusaha produktif melalui mix and match passionnya di bidang pendidikan dengan hobinya jalan-jalan, mengekplore alam, hiking dan meramban. Hingga akhirnya terlahir Turatea Nature Study Club.
Bagi Hijau Holic yang penasaran dengan profil dan aktivitas mbak Puput lebih lengkap, bisa follow akun Instagram @PutriSariHati dan blog pribadi di https://www.temanturatea.com/
Akhirnya terbesit keinginan menciptakan lingkungan belajar bermain yang sehat bagi anak-anak. Puput melihat kebutuhan gerak anak usia dini yang sangat tinggi perlu difasilitasi dengan baik. Karena ke depannya akan banyak masalah yang muncul. Akibat anak usia dini kurang mendapat stimulasi yang sesuai untuk mendukung tumbuh kembangnya.
Masyaa allah kagum dengan kepeduliannya yang tinggi terhadap tumbuh kembang anak usia dini, tidak hanya anak sendiri tetapi juga kepada anak usia dini di sekitar lingkungannya. Saya masih semangat menyimak kilas balik perjalanan TNS ini, meski malam semakin larut.
Puput bercerita,“Awal kegiatan saya mengajak ibu-ibu teman arisan. Sore itu, Saya dan dua orang ibu lainnya berkumpul untuk menemani anak-anak menempel daun-daun, rumput hijau secara bersama-sama di pinggir jalan. Saat itu, kami bermain dengan 5 orang anak saja”.
Mengenalkan Anak Usia Dini Pada Alam Bersama Turatea Nature Study Club
Puput menceritakan perjalananTNS yang dimulai dari keprihatinannya terhadap anak usia dini di era sekarang. “Saya melihat anak seusia anak kami sibuk dengan game di gawai-gawai mereka, saya merasa ada yang salah dengan semua itu. Anak-anak ini seharusnya bisa bebas berlarian dan bermain di luar rumah”kata Puput sambil mengingat moment 4 tahun yang lalu itu.Akhirnya terbesit keinginan menciptakan lingkungan belajar bermain yang sehat bagi anak-anak. Puput melihat kebutuhan gerak anak usia dini yang sangat tinggi perlu difasilitasi dengan baik. Karena ke depannya akan banyak masalah yang muncul. Akibat anak usia dini kurang mendapat stimulasi yang sesuai untuk mendukung tumbuh kembangnya.
Perjalanan Turatea Nature Study Club
Di November 2019, Puput berhasil mewujudkan keinginannya dengan membentuk suatu kelompok belajar berbasis alam untuk anak usia dini, Turatea Nature Study Club. Nama Turatea diambil dari nama kecamatan tempat Puput tinggal bersama keluarga kecilnya. Sedangkan anak-anak usia dini yang menjadi peserta kegiatan, diberi panggilan Teman Turatea.Masyaa allah kagum dengan kepeduliannya yang tinggi terhadap tumbuh kembang anak usia dini, tidak hanya anak sendiri tetapi juga kepada anak usia dini di sekitar lingkungannya. Saya masih semangat menyimak kilas balik perjalanan TNS ini, meski malam semakin larut.
Puput bercerita,“Awal kegiatan saya mengajak ibu-ibu teman arisan. Sore itu, Saya dan dua orang ibu lainnya berkumpul untuk menemani anak-anak menempel daun-daun, rumput hijau secara bersama-sama di pinggir jalan. Saat itu, kami bermain dengan 5 orang anak saja”.
orangtua dilibatkan dalam aktivitas bermain sambil belajar |
“Setelah merasa permainan ini cukup menarik bagi mereka. Saya mulai mengajak lebih banyak lagi anggota arisan ibu-ibu untuk bermain bersama di taman kota. Dari teman arisan yang jumlahnya hanya 7 orang, terus berkembang hingga membuat whatsapp group. Hingga saat ini beranggotakan 34 parents yang berdomisili di Jeneponto. Namun jumlah ini belum pernah seluruhnya hadir dalam satu sesi pertemuan karena masing-masing berhalangan datang”.
“Tidak hanya dari mulut ke mulut peran sosial media sangat kuat dalam proses sosialisasi kegiatan ini. berkat relasi dan sosial media juga kami dua kali mendapat donasi buku dari teman-teman di Jawa".
Saya pun bertanya kembali, tentang apa saja aktivitas online TNS. "Disamping mengelola WAG, teman turatea juga punya channel telegram yang saat ini anggotanya 48 orang yang berdomisili dari Aceh hingga Papua”
“Kami membagikan printable gratis tiap hari Jumat untuk kebutuhan bermain anak usia dini. Petunjuk permainan dan persiapan yang kami lakukan setiap melaksanakan event offline di taman kota, juga kami bagikan di telegram agar teman-teman lainnya bisa ikut serta bermain di rumah. Persiapan permainan yang saya buat terdiri dari poster kegiatan, rencana serta petunjuk lengkap perlengkapan dan langkah permainan”, jawab Puput.
Puput mengerjakan konsep permainan dimulai dari riset kebutuhan anak usia dini. Kemudian praktek simulasi dengan kedua anaknya sebelum memulainya bersama teman turatea. Selain itu Puput juga terus mengasah kemampuan dan menimba ilmu dengan sering mengikuti kelas-kelas training hingga webinar guna membekali diri untuk mendampingi anak-anak dengan maksimal sekaligus sebagai penyelenggara pop up class.
Saya pun bertanya kembali, tentang apa saja aktivitas online TNS. "Disamping mengelola WAG, teman turatea juga punya channel telegram yang saat ini anggotanya 48 orang yang berdomisili dari Aceh hingga Papua”
“Kami membagikan printable gratis tiap hari Jumat untuk kebutuhan bermain anak usia dini. Petunjuk permainan dan persiapan yang kami lakukan setiap melaksanakan event offline di taman kota, juga kami bagikan di telegram agar teman-teman lainnya bisa ikut serta bermain di rumah. Persiapan permainan yang saya buat terdiri dari poster kegiatan, rencana serta petunjuk lengkap perlengkapan dan langkah permainan”, jawab Puput.
Puput mengerjakan konsep permainan dimulai dari riset kebutuhan anak usia dini. Kemudian praktek simulasi dengan kedua anaknya sebelum memulainya bersama teman turatea. Selain itu Puput juga terus mengasah kemampuan dan menimba ilmu dengan sering mengikuti kelas-kelas training hingga webinar guna membekali diri untuk mendampingi anak-anak dengan maksimal sekaligus sebagai penyelenggara pop up class.
Kegiatan Mengenalkan Alam pada Anak = Mengajarkan Hidup Berkelanjutan
Tidak lupa juga, Puput mengirimkan kepada foto dan flyer kepada saya tentang kegiatan TNS yang mengenalkan alam pada anak seperti ini:
Wow, betapa menyenangkan kegiatan mengenalkan alam pada anak itu. Inner childku terpanggil dan ingin terbang ke taman Turatea ikut bermain dan belajar dengan mereka. Perlu Hjau Holic ketahui, kegiatan di TNS bersifat gratis, peserta tidak dipungut biaya sepeserpun. Semua kehiatan tentunya dilakikan di alam terbuka,seperti taman kota, lapangan dan tempat lainnya.
Saya yang melihat dari foto saja, merasa terbawa suasana keseruannya apalagi anak-anak yang sedang aktif dan suka mengekplore seusia mereka. Kegiatan lainnya bisa diintip di sini lho instagram Nature Study Club
Saya pun menanyakan, bagaimana respon anak-anak dengan permainan di TNS. “Respon anak sangat senang dengan pemilihan materi permainan yang selama ini kami pilih. Ada quotes dari Ibu DK Wardhani tentang bermain di alam. Quotes ini yang saya pegang untuk menarik perhatian peserta” tutur Puput.
"... pada dasarnya semua anak-anak suka bermain di alam/di luar rumah. Main air, guling-guling di rumput, mengoleksi batu, memungut daun dll" @DKWardhani
Selama membuat permainan Puput, berusaha mengajarkan hidup berkelanjutan untuk anak. Salah satu contohnya “Tidak ada goodie bag yang mereka bisa bawa pulang kecuali karya yang mereka buat dan pengalaman bertemu teman-teman baru”, kata Puput.
Suka dengan konsepnya. Memuurt saya pribadi, selama ini googie bag untuk anak-anak seringkali berupa bang-barang yang sebenarnya belum/tidak dibutuhkan oleh anak-anak. Terkadang berisi jajan yang dikemas plastik. Akhirnya berujung tidak terpakai dan tidak sengaja menimbulkan sisa konsumsi. Karya, pengalaman dan teman baru jauh tidak ternilai harganya dibanding goodie bag dengan pernak-perniknya.
Selain itu Puput juga mengajarkan hidup berkelanjutan untuk anak dengan berusaha minim sampah.
“Pemilihan materi permainan dari barang bekas seperti gelas mineral bekas, loose part di sekitar taman seperti batu,buah-buah, daun-daun dan ranting yang gugur. Menjadi ciri khas kegiatan kami. Selain menyasar anak-anak, Kami ingin memberikan sudut pandang lain kepada orang tua bahwa permainan yang sustainable ada banyak sekali di sekitar kita. Tidak harus membeli barang atau mainan baru dan menjadi konsumtif dalam kegiatan bermain bersama anak”, jelas Puput.
Salah satu hasil karya Teman Turatea |
Suka dengan konsepnya. Memuurt saya pribadi, selama ini googie bag untuk anak-anak seringkali berupa bang-barang yang sebenarnya belum/tidak dibutuhkan oleh anak-anak. Terkadang berisi jajan yang dikemas plastik. Akhirnya berujung tidak terpakai dan tidak sengaja menimbulkan sisa konsumsi. Karya, pengalaman dan teman baru jauh tidak ternilai harganya dibanding goodie bag dengan pernak-perniknya.
Selain itu Puput juga mengajarkan hidup berkelanjutan untuk anak dengan berusaha minim sampah.
“Pemilihan materi permainan dari barang bekas seperti gelas mineral bekas, loose part di sekitar taman seperti batu,buah-buah, daun-daun dan ranting yang gugur. Menjadi ciri khas kegiatan kami. Selain menyasar anak-anak, Kami ingin memberikan sudut pandang lain kepada orang tua bahwa permainan yang sustainable ada banyak sekali di sekitar kita. Tidak harus membeli barang atau mainan baru dan menjadi konsumtif dalam kegiatan bermain bersama anak”, jelas Puput.
Mimpi Besar Turatea Nature Study Club
Meski masih seorang diri membesarkan TNS dengan bantuan suaminya sebagai dokumenter kegiatan, teman rembug ide bermain dan membantu persiapan acara, termasuk berbagi peran di rumah saat Puput sibuk mengerjakan keperluan club. Kehiatan TNS tetap terlaksana dengan apik.
selain bermain dan belajar, ada edukasi literasi lewat read aloud |
Puput berharap bisa membentuk tim solid yang bisa diajak bertumbuh dan mengembangkan TNS bersama-sama agar semakin variatif kegiatannya. “Sejujurnya saya masih mencari-cari rekan atau parents yang mau ikut serta menjadi fasilitator. Sesimpel mau read aloud di depan anak-anak. Namun sosok itu masih belum ditemukan hehe” curhatnya semalam di akhir obrolan kita.
Harapan saya, anak-anak bisa memiliki bounding yang kuat ketika orang tua mereka ikut beraktivitas Bersama mereka di akhir pekan. Rancangan kegiatan ini diharapkan menjadi momen indah antara anak dan orang Saya tidak ingin mengambil alih peran orang tua dalam hal tersebut – Putri Sari hati, founder Nature Study Club.
Memanggil Hijau Holic yang tinggal di sekitar Jeneponto. Kalau berminat dan punya visi misi yang srjalan dengan TNS, silahkan mengajukan diri menjadi tim TNS. Kakak Puput akan senang hati menyambut kalian.
Penutup
Seru memang kalau membahas seputar kegiatan mengenalkan anak usia dini pada alam. Karena dengan mengenalkan anak pada alam akan menciptakan dan membangun memori indah dengan alam dan memantik rasa kepedulian terhadap alam. Sehingga secara tidak langsung sudah mengajarkan hidup berkelanjutan untuk anak. Terimakasih kepada kakak Puput sudah mengenalkan anak usia dini pada alam bersama Turatea Nature Study Club.
Semoga dengan bekal ilmu dan memori indah di masa kecilnya, generasi ini terus melanjutkan perjuangan merawat bumi yang hanya satu ini dengan menjaga alam sebaik mungkin.
Semoga dengan bekal ilmu dan memori indah di masa kecilnya, generasi ini terus melanjutkan perjuangan merawat bumi yang hanya satu ini dengan menjaga alam sebaik mungkin.
Wah ini mengingatkan saya sama tugas awal-awal menulis tentang rekan. Kok bisa kepikiran menulis mb Puput, mb? 😅 Tp nichenya memang nyambung dan hampir mirip ya. Good job mb 👍
BalasHapusHihihi, kita sedang belajar kolaborasi mbak. Alhamdulillah bertemu denhan niche yg hampir mirip
BalasHapusMasya Allah.. baru baca kisah mbak Puput di sini..menginspirasi sekali ya... terima kasih...
BalasHapus